AMBANG batas presiden yang terlalu tinggi agaknya sulit digapai oleh parpol. Ini memaksa parpol harus berkoalisi untuk mengusung capres. Selama hasil pemilu belum diketahui, hasil survei elektabilitas capres terasa mubazir.

Jakarta – Partai Islam masih belum habis harapan untuk mengusung capres sendiri. PPP mengaku mengantongi sejumlah capres muslim yang potensial, tapi sengaja belum dikeluarkan.

"Tokoh itu akan dimunculkan pada waktu dan moment yang tepat nantinya. Saat ini masih akan menanti momentum  pas," kata Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Rabu (6/11).

Momentum yang ia maksud adalah ketika capaian parpol terhadap ambang batas presiden telah diketahui. Lantaran batas 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional terlalu berat, ia yakin tak satu pun parpol yang sanggup menggapainya.

Dengan kondisi itu, Lukman menganggap wacana elektabilitas capres dalam sejumlah survei adalah sia-sia. Sebab, figur capres yang berelektabilitas tinggi sekalipun belum tentu punya tiket untuk maju ke Pilpres 2014. Sepanjang hasil pemilu belum diumumkan, sulit diprediksi siapa paling moncer jadi capres.

"Karena setiap capres harus mendapat dukungan partai politik atau gabungan partai politik yang berhasil memenuhi syarat presidential treshold," ujarnya.

Menurut Lukman, mengusung capres tidaklah sesederhana mengumumkan hasil survei. Setiap parpol dihadapkan pada masalah yang kompleks. Mulai dari penentuan pasangan, koalisi dukungan, sinkronisasi platform, hingga kesepakatan soal janji politik. Mengusung visi sebagai rumah besar umat Islam, PPP boleh jadi menggandeng partai-partai lain yang sejenis.

"Capres memang dipaksa oleh aturan (presidential treshold) untuk berkoalisi," ujarnya.

Penulis : Jay Waluyo - Editor : Hadi Rahman     
Kamis, 7 November 2013 08:30:46